SEMARAK FLP RANTING UM
TALKSHOW KEPENULISAN – 30 SEPTEMBER 2012
LAB. DRAMA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
“KETIKA PENA BICARA, SELARIK KATA MENYILAU
SEMESTA”
BY: Ustadz Marenda Darwis
Assalamu’alaikum, sahabat Blogger :D
Pada tanggal 30 September 2012
lalu saya mendadak ikut talkshow nih,
asalnya sih saya boring banget di kost2.an saya sendirian. Jadi saya memutuskan
untuk ikut talkshow kepenulisan yang diadakan oleh UKMP UM dalam acara Semarak
FLP Ranting UM di Lab. Drama FS UM. Jujur saja, saya awalnya asal-asalan ikutan
buat mengisi waktu hari minggu saya, pengennya keluar aja, biar fresh sehabis
ngerjain tugas-tugas kuliah yang terkadang bikin suntuk. Parahnya, saya juga
kurang tahu siapa sih Ustadz Marendra Darwis, katanya penulis hebat. Saya mah
tahunya Darwis Tere-Liye, hehe. Tapi Ustadz Marendra juga sangat menarik,
karena salah satu karyanya yang terkenal
itu kalau tidak salah judulnya “Masih Perawan kah Bibirmu?”, dari judulnya saja
udah bikin penasaran. Apa ya isi dari buku tersebut, saya sangat penasaran.
Dari itu saya jadi mulai tertarik apa yang akan dipresentasikan oleh beliau.
Beliau yang menyandang gelar ustadz, kok bisa ya mengeluarkan karya yang
kontroversi tersebut. Saya jadi menyebutnya Ustadz Keren. Beliau tidak hanya
memiliki arti “ustadz” tetapi juga mengenal arti dunia yang berlawanan dengan
kehidupannya. Yaitu dunia metropolitan, yang serba pernak-pernik kehidupan,
entah itu hanya sekedar buruk kelihatnnya dan paling buruk sekalipun.
Ohya, akhirnya dari talkshow
tersebut saya mendapatkan banyak pengetahuan dan manfaatnya. Pengetahuan
tersebut tidak akan saya makan sendiri, sahabat Blogger. Saya juga ingin
berbagi pengetahuan kepada kalian semua. Kebetulan jenis talkshow tersebut
adalah talkshow kepenulisan, jadi saya akan berbagi pengetahuan mengenai
kepenulisan. Motto dari talkshow tersebut sangat menarik, yaitu “Ketika Pena
Bicara, Selarik Kata Menyilau Semesta”. Motto tersebut sangat memiliki arti dan
tujuan dengan pentingnya menulis. Jadi, saya di sini akan membahas sedikit
mengenai dunia tulis-menulis.
Menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan hasil dari keterampilan
reseptif seperti banyak menyimak dan membaca. Sahabat Blogger suke dengan
menulis? Atau juga ingin jadi penulis. Ada beberapa kemungkinan jika kamu bisa
menjadi penulis, yaitu terkenal, pendapatan besar, dan berdakwah. Kenapa
berdakwa? Karena menulis kan memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi,
pengetahuan, bisa saja menyampaikan syariat agama. Jadi bisa digolongkan
berdakwa, tetapi memalui media tulisan. Hal ini sebaiknya dijadikan sebagai
tujuan utama jika kamu ingin jadi penulis yang hebat dunia-akhirat. Ada pula
haditsnya:
“Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka
ia mendapat pahala sebanyak orang yang mengikutinya, tidak mengurangi paham
mereka sedikitpun….” (HR. Muslim)
Ingin menjadi sesuatu atau menjadi
seseorang yang berprofesi harus mempunyai patokan dan standart. Menjadi penulis
pun harus mempunyai patokan dan standart, yaitu keinginan, keyakinan, motivasi,
dan berusaha. Tambahan semuanya diawali dengan basmallah J. Seperti halnya filosofi mengenai jembatan. Ada dua jenis jembatan
yang memiliki makna besar, yang pertama yaitu jembatan yang lebar sekali tetapi
tidak memiliki pagar pembatas, dan yang kedua yaitu jembatan yang sempit tetapi
memiliki pagar pembatas. Bayangkan, jika kamu berjalan di atas jembatan, kamu
memilih jembatan yang mana? Kamu berani melewati jembatan yang pertama atau
yang kedua? Pastinya jembatan kedua, yaitu jembatan yang memiliki pagar
pembatas meski jebatan tersebut memiliki ukuran yang tidak lebar. Terpentingnya
yaitu memiliki pagar. Jika jembatan tersebut sudah memiliki pagar, kita akan
aman-aman saja berjalan melewati jembatan tersebut. Tapi bagaimana kalau tidak
ada pagar pembatasnya? Kita pasti berjalan dengan sangat hati-hati, merasa
khawatir dan takut, kurang percaya diri, dan tidak bebas mengekspresikan diri
sesuai konsep kita. Maka dari itu, di dalam kehidupan juga filosofi tersebut
patut kita terapkan. Sebaiknya, jembatan (kita) tersebut dipasang pagar
keyakinan dan pagar motivasi. Sebagai standart untuk memulai sesuatu sesuai
keinginan kita. Bangun pagar tersebut dengan kokoh dan jangan sampai mudah
runtuh, agar kita terhindar dari ketidakpercayaan diri dan tidak mudah putus
asa. Tidak hanya itu, setelah itu jangan hanya dipikir saja, tapi lakukan!
Don’t just think, but do it!.
“Scripta Manent Verba Volant”,
kata-kata ini memiliki arti kurang lebih seperti ini “Yang tertulis akan
mengabdi, yang terucap akan berlalu
bersama angin.” Tetapi jangan salah persepsi ya, maksud yang mengabdi dari hal
tersebut yaitu hal yang materil bukan yang nonmaterial. Tulisan merupakan
materi, sehingga bisa terdokumentasi. Sedangkan ucapan langsung tidak bisa
terdokumentasikan secara nyata (ucapan). Memang di samping itu, terkadang ada
ucapan yang menyakitkan kita yang akan terbawa sampai mati jika ucapan itu
terus membekas di hati dan mengabdi. Hal tesebut yang akhirnya terlihat mematahkan kalimat
“Scripta Manent Verba Volant”, tetapi padahal bahasan kedua objek tersebut
berbeda, yaitu kata-kata tersebut hanya mengenai objek yang berbentuk (materi).
Jadi, tidak bisa dikaitkan dengan yang menjadi alasan yang dikontrakan
tersebut. Intinya, sebuah tulisan akan menjadi sejarah peninggalan seseorang
daripada hanya ucapan yang terkadang dilupakan, dan solusi ucapan tersebut agar
tidak terlupakan yaitu dijadikan sebuah tulisan yang lebih menarik dan
berbobot. Seperti halnya, jika kita ingin membuat suatu karya tulisan seperti
buku. Bukan tebalnya buku tersebut yang menjadi berbobot, tetapi padatnya isi
dan arti yang termuat di dalam buku tersebut yang menjadikannya berbobot dan
memiliki nilai-nilai yang tinggi.
Menjadi penulis terlihatnya mudah
tetapi menjadi penulis yang professional itu juga tidak gampang, ada saja
hambatan-hambatan yang dapat terjadi. Mulai hambatan internal lalu eksternal,
yang paling penting untuk memulainya pastinya hadir hambatan internal dari sang
calon penulis. Hambatan menjadi penulis antara lain yaitu, memiliki motivasi
yang lemah, takut gagal, tidak percaya diri, suka menunda, dan malas. Motivasi
yang lemah membuat apa yang diinginkan sulit untuk dilaksanakan secara maksimal
maupun sekedar memulainya. Ini berlanjut disebabkan oleh rasa takut jika
mengalami kegagalan, padahal belum dicoba bagaimana bisa merasakan proses awal
menjadi calon penulis. Semuanya butuh awalan sebelum maju ke proses sebenarnya
hingga sampai pada tujuan yang ingin kita capai, dan kegagalan adalah
menunjukkan kepada asam-manisnya sebuah perjalanan menuju keberhasilan bahwa
keberhasilan tidak menantang bila tanpa ujian, keberhasilan harus melewati
berbagai proses, dan proses itu tidaklah semuanya mulus. Rasa percaya diri pula
sangat mempengaruhi keberhasilan, dengan berinteraksi dengan orang lain juga sangat
mempengaruhi lahirnya motivasi untuk diri sendiri. Apabila motivasi termiliki
maka rasa percaya diri akan ikut mengiringi. Apabila sudah memiliki motivasi
dan rasa percaya diri maka jangan sampai kita menunda-nunda langkah apa saja
yang harus kita lakukan. Hal ini sering terjadi, kita terkadang masih suka
menunda-nunda. Terhadap kegiatan sepele pun terkadang kita menunda untuk
mengerjakannya karena terlena oleh kenikmatan waktu dan faktor lainnya yang
tidak logis. Apabila kebiasaan ini sudah melekat pada diri kita, maka
menjamurlah sifat malas. Malas adalah penyakit yang berbahaya dibandingkan
penyakit fisik sesungguhnya. Jangan sampai kita menyesal kemudian jika
terus-terusan begitu. Sebab, malas juga merupakan ujian waktu kepada kita dan
malas adalah musuh nyata bagi kita dalam melangkah menuju keberhasilan. Semoga
kita dapat menghadapi semua hambatan untuk bisa menjadi penulis yang hebat.
Penulis kegiatan pokoknya menulis.
Jika ingin jadi penulis saja ada hambatannya, pastinya kegiatan menulis itu
sendiri juga memiliki hambatan. Ada berbagai hambatan menulis yang dapat kita
temui. Pertama, ide mentok, yaitu kita menganggap bahwa ide kita yang tidak ada
atau kita mendahului pernyataan bahwa kita tidak mempunyai ide untuk menulis. Solusi
yang dapat mengatasinya yaitu kita harus sering-sering membaca, banyak
mendengarkan baik-baik, dan melihat atau mengamati apa yang di sekeliling kita
maupun apa yang terjadi. Lalu, tulis apa saja apa yang sudah kalian dapat atau
apa saja yang dipikirkan kalian. Hal ini bisa menjadi sebuah pancingan untuk
memulai menulis, dengan begitu memori-memori yang kita memiliki akan
bermunculan. Terkadang pula ide muncul saat kondisi terdesak, memunculkan
ide-ide atau simpanan yang terkubur. Tetapi hal tersebut bukan jaminan untuk
menciptakan tulisan yang bagus. Melainkan hanya cadangan untuk menghasilkan
tulisan yang tidak mengenal itu bernilai atau tidak, namun baiknya kita juga
harus memiliki persiapan yang bagus pula biar jika terdesak maka ide yang
keluar juga benar-benar bagus. Kedua, sulit memulai, sering kita sulit
mengawali sebuah tulisan atau sebuah karya. Misalkan sebuah buku cerita atau
karya ilmiah populer. Solusinya yaitu untuk siapa tulisan yang akan kita buat
sebagai tujuan tulisan tersebut. Tujuan tersebut bisa dijadikan gambaran awal
yang kemudian hal-hal lainnya mengikutinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab dengan berupa tulisan-tulisan. Kemampuan menalar sangat penting
pula dalam mengawali dan melaksanakan proses menulis ini. Jadi, patutlah kita
melatih penalaran kita dengan baik. Hal ini bukan hanya untuk kegiatan menulis
melainkan kegiatan yang lainnya dalam kehidupan kita. Solusi kedua untuk
memulainya yaitu akan dibawa ke mana ide tulisan tersebut. Tujuan umum yang sudah kita buat sebelumnya,
kita bisa melanjutkan tujuan khusus dari tulisan tersebut. Misalkan, pertama
untuk siapa tulisan tersebut dibuat kemudian tulisan yang seperti apa yang akan
kita suguhkan.
Hambatan ketiga dalam menulis
yaitu kehilangan arah. Paling sering kita temui yaitu kita kehilangan arah
dalam proses menulis. Misalnya tulisan kita mudah melebar kemana-mana, parahnya
kadang tidak nyambung dengan ide pokok cerita yang kita buat. Agar dapat menghasilkan tulisan yang berbobot, padat
isi/makna, dan tidak ngelantur kemana-mana, baiknya kita membuat rancangan
tulisan yang bagus agar tulisan kita terarah dan terkendali. Keempat, malas
mencari data. Kemalasan yang seperti ini sangat berkaitan dengan halnya
kegiatan membaca. Sebab, dengan membaca akan memberikan informasi kepada kita
secara faktual dan tidak hanya sekedar mendengarkan isu-isu yang beredar.
Misalnya untuk membuat karya tulis ilmiah, kita perlu mencari data dengan
membaca dan mendokumentasikan data-data ilmiah sebagai bukti atau pendukung
kebenaran tulisan yang kita buat. Terakhir, hambatan dalam menyelesaikan
tulisan juga tidak jarang kita temui. Membuat ending yang menarik juga harus kita kuasai. Kita harus menguasai
kemampuan menulis secara utuh agar bisa menjadi penulis yang berhasil dengan
tulisannya sendiri. Akhir yang baik dari tulisan akan melahirkan kesimpulan
yang sesuai dengan tujuan awal dibuatnya sebuah tulisan, dan makna maupun
maksud yang ingin disampaikan penulis bisa tersampaikan. Namun, di samping itu
juga ada berbagai ending yang bisa dipakai bila membuat karya sastra. Ada
ending yang sudah jelas akhirnya, ada pula ending yang sengaja seperti tidak
terselesaikan untuk membuat penasaran pembaca. Tetapi tetap saja, ending itu
mau terselesaikan atau tidak haruslah menarik. Agar pembaca terhindar dari
kekecewaan.
Pernak-pernik menulis
bermacam-macam dalam kiat-kiat meningkatkan kemampuan menulis dengan baik, yang
paling berperan yakni rajin mengamati. Mengamati untuk menemukan data yang
faktual dan aktual untuk mengetahui perkembangan. Ada trik dalam mengamati,
yaitu ATM (Ambil, Tiru, Modifikasi). Trik tersebut sangat boleh dan sangat
dianjurkan untuk dicoba. Hal ini melatih kita dalam menalar dan lebih kreatif.
Kiat yang lainnya yaitu banyak membaca, terbiasa menulis buku harian, buku
kecil atau buku catatan pribadi, sering membuka kamus seperti yang berkaitan
dengan kata-kata trend untuk dituju pada sasaran, ambil hikmah masa lalu,
sering berdiskusi (dengan sesame penulis), jangan ragu untuk mengirimkan sebuag
karya ke penerbitan atau media informasi, latihan terus, dan motivasi yang
tinggi. Selain itu semua, kita harus mempunyai kekonsistenan dan kefokusan.
Meski di tengah proses kita mengalami berbagai jalan yang berliku, sebaiknya
kita tetap harus fokus terhadap pintu keberhasilan atau penyelesaian yang ingin
kita capai.
Sebelum ingin jadi apapun,
khusunya menjadi penulis harus memiliki persiapan untuk mengawali sesuatu.
Menulis untuk menjadi penulis juga harus diawali dengan niat, yaitu untuk
kebaikan, dengan itu kita melakukan sesuatu tidak akan sia-sia. Setelah itu,
kita bisa melangkah ke proses selanjutnya yaitu proses menulis itu sendiri.
Dalam proses menulis mempunyai tiga (3) tahap, yaitu pramenulis, saat menulis,
dan pascamenulis. Pramenulis bisa dilakukan seperti membuat rancangan tulisan,
mulai dari membuat sasaran pembaca, ide tulisan, membuat judul, mencari data
pendukung, hingga berusaha bagaimana cara mengembangkan ide tulisan tersebut.
Saat menulis tiba, segeralah
mulai. Terapkan apa-apa yang sudah direncanakan dan dipersiapkan dengan baik.
Lawan semua gangguan yang dapat mempengaruhi proses menulis. Jangan lupa tetap
fokus meski ada pelebaran dalam tulisan yang kita buat. Hiraukan dahulu
kesalahan-kesalahan dalam penulisan, lanjutkan tulisan tersebut sesuai apa yang
ingin kita sampaikan dengan tetap mengikuti rancangan yang telah kita buat.
Biarkan proses inti menulis tersebut berlangsung. Setelah proses tersebut,
pascamenulis berperan untuk melakukan pengeditan terhadap tulisan yang telah
kita buat. Edit dengan penuh penghayatan atau perhatian lebih yang merupakan
sebagai proses akhir dalam membuat tulisan yang baik dan benar. Hingga
benar-benar tulisan tersebut layak dipublikasikan dan sebagai tulisan yang
memang terselesaikan. Apabila tulisan tersebut untuk dimuat di media cetak
misalnya, jangan ragu untuk mengirimkannya. Mencobalah terus, jangan takut
gagal. Gagal adalah hal biasa, dengan kegagalan kita bisa tahu mana letak
kesalahan kita. sehingga kita kan terus-terusan berlatih dan mengirim tulisan
hingga diterima. Poin penting yang juga harus diperhatikan dan tidak boleh
dilupakan yakni pertimbangkan standart pembaca. Siapa saja sasaran pembacanya,
sebab hal ini juga berpengaruh terhadap tujuan tulisan itu sendiri.
Oke, sobat Blogger. Kurang lebih
seperti itu materi yang saya dapat dari talkshow tersebut. Namun, pastinya
banyak kekurangan apa yang telah saya sampaikan di atas. Tentunya juga saya
luput dari apa-apa yang disampaikan pemateri talkshow. Jadi saya menjabarkan
sedikit apa yang saya dapat dan saya ingat. Ohya Sobat, beberapa tulisan yang
cukup sering disukai oleh pembaca itu biasanya harus aktual, professional, ATM
(Ambil, Tiru, Modifikasi), selalu baru (unik dan dibutuhkan), dan sangat
mempengaruhi kehidupan pembaca (misalnya karya sastra yang mengandung
nilai-bilai kehidupan maupun karya ilmiah populer yang dekat dengan kehidupan
masyarakat). Selain itu, pelajarilah bagaimana cara para the best seller dalam
membuat karya tulisannya. So, marilah menjadi kaya dan bahagia dengan menulis.
Seperti halnya slogan yang diucapkan oleh Ustadz Mahendra yakni “Mari Menjadi
Kaya dan Bahagia dengan Menulis”, tetapi jangan lupa dengan niat awal ya yaitu
niat untuk kebaikan, dan niat utama yaitu dakwah.
Memang sulit ya, Sobat. Dalam
mengawali sebuah langkah. Tetapi untuk mengawali sesuatu memang harus perlu
sedikit paksaan. Seperti halnya dengan
adanya hukum, hukum dibuat untuk dipatuhi, hukum dipatuhi secara paksa dan
menjadikan sebuah kewajiban bagi anggotanya. Hal itu merupakan sebuah aturan,
aturan peran hukum, dan hukum dibuat untuk sebuah tujuan, yakni keselamatan. Hukum
menulis juga seperti itu, ada berbagai hukum-hukum proses menulis supaya bisa
melahirkan tulisan yang bermanfaat dan tidak buruk. Jika melenceng dengan hukum
yang ada, maka melenceng pula apa yang dihasilkannya. Begitulah aturannya.
Sobat Blogger, maka mari belajar dan berkarya dengan menulis!
Afwan, syukron katsiiran J
Wassalam.